MEDIAINVESTIGASIMABES.CO.ID | Subang – Marak nya praktik jual beli buku modul di satuan pendidikan, khusus satuan Sekolah Menengah Pertama(SMP) di kabupaten Subang telah menjadi perhatian khusus oleh para pemerhati pendidikan.(05-02-2025)
Modus pengadaan modul untuk peserta didik di lingkungan sekolah dengan dalih untuk kelengkapan pembelajaran bagi siswa siswi di duga menjadi ajang bisnis di satuan pendidikan demi meraup keuntungan pribadi dan kelompok dari suplayer penyedia Modul.
Hasil terulusur Media ini ke beberapa sekolah tingkat menengah di kabupaten Subang menemukan beberapa fakta terkait buku modul yang di jual di lingkungan sekolah.
Praktik modus operandi yang terstruktur antara kepala sekolah dengan pihak ketiga sebagai penyedia buku modul telah berlangsung lama.Harga dengan variasi tertentu di setiap sekolah seakan menjadi tekanan verbal terhadap orang tua siswa untuk mengeluarkan uang dengan varian di atas RP 200.000 lebih dengan 11 mata pelajaran.
“Iya pak,di sekolah ini memang kami menyediakan Buku modul untuk siswa dengan harga RP 205000 untuk 11 mata pelajaran”ucap salah satu kepala sekolah saat di konfirmasi oleh wartawan Media ini 03-februari 2024 di ruang kerja nya,dan buku ini kami dapat dari pak SUPARNO sebagai penyedia”ujar nya.
Saat media ini mencoba mengupas terkait materi buku modul yang di sediakan oleh suplayer Suparno apakah berselarasan dengan pelajaran siswa”iya pak, begitu suplayer datang menawarkan dan memperlihatkan contoh buku modul,kami anggap layak, sehingga kami pesan, terkait harga buku modul itu sudah tercantum dari penyedia dan kami sifat nya hanya menjual”tangkas nya.
Pemerhati pendidikan meminta kepada pemerintah kabupaten Subang khusus nya inspektorat dan dinas pendidikan untuk segera mengambil langkah langkah tegas agar menghentikan praktik jual beli buku Modul yang saat ini marak di sekolah.
Apapun alasannya dari kepala sekolah demi menunjang pelajaran siswa,namun faktanya para pemangku di sekolah ada win-win bagi hasil keuntungan dari penjualan buku tersebut.”kepala sekolah dan yang berkompeten pasti ada hitung hitung keuntungan lah dari penyedia buku modul tersebut”tegas (N) salah satu pemerhati pendidikan kepada media ini di sela sela waktu (04-Februari-2025)masa sekolah di jadikan bisnis dengan modus modus murahan demi menunjang pendidikan siswa,tapi akhirnya orang tua siswa yang di suruh membeli nya”tambah nya.
Dan yang jadi pertanyaan, penyuplai buku modul ini distributor darimana,setahu saya tidak ada distributor buku yang memiliki ijin terbuka di kabupaten Subang dan cara pemasaran nya juga agak aneh, Dengan mendatangi sekolah sekolah,lalu tawar menawar.lantas pajak usaha nya untuk kabupaten Subang bagaimana cara perhitungan bagi hasil nya kalau distributor tersebut resmi dan di ketahui secara terbuka oleh dinas pendidikan dan masyarakat.dapat di duga suplayer ini seakan menghindar dari pajak daerah, sehingga cara penjualan nya dengan cara diam diam menemui kepala sekolah”tutup nya.
Sampai Berita ini di terbitkan redaksi Media ini, kepada dinas pendidikan kabupaten Subang belum berhasil di temui,beberapa kali wartawan Media menyambangi kantor dinas pendidikan tujuan konfirmasi terhadap pejabat kadis,namun kepala dinas masih mengikuti kegiatan di luar kantor.( Tim)