MEDIAINVESTIGASIMABES.CO.ID | Jakarta – Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
Meski dikemukakan beberapa puluh tahun silam, pepatah sang proklamator, Bung Karno tersebut hingga kini masih relevan.
Pasalnya, perjuangan masyarakat Indonesia saat ini adalah mengatasi berbagai persoalan yang berkaitan dengan ketahanan nasional, seperti ancaman terhadap persatuan dan kesatuan NKRI, masalah kesejahteraan masyarakat, krisis jati diri, krisis ideologi, krisis mental, dan krisis kepercayaan.
Di bidang sosial budaya, ada ancaman narkoba, tawuran antar pelajar, imigran gelap.
Konfik SARA dan separatisme yang perlu kita perhatikan.
Jangan pula terlena arus globalisasi dengan masuknya kapitalisme, liberalisme, maupun individualisme.
Keteguhan masyarakat untuk menjunjung dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila dapat menjadi filter terhadap persoalan yang mengancam keutuhan NKRI.
Tetap harus menjadi benteng Pancasila dengan seluruh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Kekayaan warisan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal merupakan modal dasar dalam pembentukan jati diri dan karakter bangsa.
Oleh karena itu, dalam proses membentuk jati diri dan karakter bangsa, kearifan lokal menjadi filter antara budaya lokal dengan tuntunan perubahan, sekaligus sebagai pedoman moral dalam penyelesaian masalah konflik kepentingan di dalam masyarakat.
Contoh :
Sikap kearifan lokal Jawa Tengah yang mampu memperkuat jatidiri bangsa seperti aja dumeh, yang bisa diartikan jangan sewenang-wenang dengan kekuasan yang kita miliki.
Tepa selira yang artinya tenggang rasa atau toleransi dan kearifan lokal lainnya. (Arthur Noija SH/Tim)