MEDIAINVESTIGASIMABES.CO.ID | BLORA – Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah terdapat Desa bernama Nglebak, yang masih susah sinyal, akses transportasi minim, jalan yang rusak. Kenyataan itu kita jumpai ketika berkunjung dirumah Kadesnya, Jum’at ( 25/4/2025).

Secara administasi, Nglebak terbagi atas beberapa dukuh. Mulai dari Dukuh Nglebak, Kalikangkung, Plumbon dan Dukuh Ngandong. Akses antara dukuh tersebut pun relatif jauh, harus ditempuh melewati jalur hutan lebat dengan jalan yang tak beraspal namun hanya ditalud dan jalan makadam yang penuh bebatuan tajam, yang diaspal hanya sedikit, itu pun sudah rusak karena menjadi jalur pengangkut pasir, dan hasil pertanian.
Kepala Desa Nglebak, Eko Puryono, menyampaikan, ada sejumlah keunikan tersendiri di Nglebak selama ini. Pertama, wilayah ini berpenghasilan besar di sektor pertanian, terutama padi, jagung, dan tebu.

“Jika dibandingkan dengan wilayah Blora yang lain, ya jauh beda, dikarenakan sini dekat Bengawan Solo, untuk pertanian ya sangat luar biasa,” ujar Eko.
Potensi alamnya sangat menarik. Terdapat wana wisata, dan wisata sungai sekitar Bengawan Solo yang bisa digarap menjadi objek wisata lintas provinsi.
Ia menyampaikan, bahwa warga Nglebak tetap mengikuti perkembangan digitalisasi, berkomunikasi dan mendapatkan informasi dari handphone meskipun sinyal sangat susah.
Dengan keadaan yang serba minim dan sulit itulah, warga setempat yang kerja di luar kota atau di luar provinsi, kebanyakan dari mereka tak mau kembali lagi ke desanya.
“Banyak warga yang merantau, mereka akhirnya memilih untuk menetap di kota, diantaranya, Jakarta, Kalimantan, Semarang, Surabaya dan daerah lain,” ujar dia.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat, beberapa tahun ini terbantu oleh mahasiswa, dan sangat bermanfaat untuk warga.
“Hari ini ada mahasiswa KKN dari Universitas, salah satunya dari UGM, yang sedang mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat,” Ujar dia.
Diantara keunikan warga Desa Nglebak, adalah banyak warga yang umurnya tua, alias awet hidup. Karena keseharianya mengonsumsi makanan yang jauh dari unsur kimia jahat.
“Lha gimana lagi, makanannya ya nasi padi, nasi jagung, ketela, cemilannya ya jagung, kacang, uwi, pisang,” papar dia.
Ia berharap, ke depan ada perhatian khusus dari pemerintah agar Desa Nglebak bisa semakin maju, baik dari segi infrastruktur, terutama jalan, maupun SDM warga setempat.
Desa Nglebak masih terjaga kearifan lokal, di antaranya budaya gotong royong mendirikan rumah dan memperbaiki jalan. Untuk jalur Desa Nglebak menuju Desa Megeri, di situ dijumpai warga yang sedang bergotong royong memperbaiki jalan yang rusak.
Mengenai biaya perbaikan jalan, Pak Man menjelaskan bahwa masyarakat Desa Nglebak, saat ini memperbaiki jalan dengan Swadaya.
“Kegiatan gotong royong untuk jalan-jalan yang rusak ini swadaya masyarakat, dana iuran (patungan) dari petani tebu,”ujarnya.

Masyarakat Nglebak berharap agar pemerintah Kabupaten Blora, segera memperbaiki jalan yang rusak di desanya, agar perekonomian bisa meningkat seperti di desa desa yang lain. (HM)