MEDIAINVESTIGASIMABES.CO.ID | Semarang (Jawa Tengah) ~ Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah merilis publikasi “Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Provinsi Jawa Tengah 2024”. Laporan tersebut menunjukkan dinamika pariwisata daerah yang ditopang sektor perhotelan dengan angka hunian yang berfluktuasi di berbagai wilayah.
Secara umum, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Tengah tahun 2024 tercatat sebesar 46,55 persen, mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 47,82 persen. Pergerakan TPK berbeda-beda pada setiap kelas hotel:
Hotel bintang 1 naik menjadi 27,87 persen.
Hotel bintang 2 turun menjadi 43,53 persen.
Hotel bintang 3+ turun tipis menjadi 49,70 persen, meski tetap menjadi kelompok dengan TPK tertinggi.
Berdasarkan wilayah, Kabupaten Sragen mencatat TPK tertinggi sebesar 57,26 persen, diikuti Kabupaten Temanggung dan Kota Semarang. Sebaliknya, sejumlah daerah mengalami penurunan cukup dalam, seperti Klaten, Kudus, Batang, Sragen, dan Karanganyar. Sementara itu, Temanggung, Pati, Blora, Wonogiri, dan Rembang justru menikmati kenaikan TPK yang signifikan.
Malam Tamu Menginap Meningkat
Dari sisi kunjungan, jumlah malam tamu menginap di hotel Jawa Tengah pada 2024 mencapai 10,28 juta malam, naik 3,94 persen dibandingkan 2023 yang sebesar 9,89 juta malam. Peningkatan terjadi di semua kelas hotel, dengan lonjakan terbesar pada hotel bintang 3 yang menyumbang 7,72 juta malam.
Kota Semarang tercatat sebagai daerah dengan malam tamu terbanyak, yakni 4,24 juta malam tamu, disusul Kota Surakarta (2,12 juta malam) dan Kabupaten Sukoharjo (0,55 juta malam).
Tingkat Pemakaian Tempat Tidur Turun
Meski TPK menunjukkan dinamika positif di beberapa wilayah, tingkat pemakaian tempat tidur (TPTT) turun dari 47,67 persen pada 2023 menjadi 46,71 persen di 2024. Hotel bintang 3+ masih menjadi yang tertinggi dengan 49,86 persen, sementara terendah ada pada hotel bintang 1 sebesar 28,06 persen.
Jika dilihat per daerah, Sragen kembali mencatat TPTT tertinggi, diikuti Temanggung dan Kota Semarang. Sedangkan TPTT terendah terjadi di Grobogan, Pemalang, dan Kendal.
Rata-rata Lama Menginap
Dari sisi lama tinggal, tamu asing di hotel nonbintang rata-rata menginap lebih lama dibanding tamu domestik. Pada 2024, tamu asing menginap rata-rata 1,13 malam, dengan catatan terlama di Kabupaten Cilacap mencapai 5,63 malam. Untuk tamu domestik, rata-rata lama menginap tercatat 1,09 malam, turun tipis dari 2023.
Jepara menjadi daerah dengan rata-rata lama menginap tamu domestik terlama (1,29 malam), disusul Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Purbalingga, dan Kota Semarang.
Penopang Ekonomi Pariwisata
BPS menegaskan bahwa TPK menjadi indikator penting untuk mengukur kinerja sektor pariwisata dan perhotelan, serta sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah, investor, dan pelaku usaha dalam menyusun strategi pembangunan berbasis data.
Dengan tren pariwisata yang terus bergerak pasca-pandemi dan perubahan preferensi wisatawan, data TPK 2024 menunjukkan bahwa sektor pariwisata Jawa Tengah masih menyimpan potensi besar sekaligus tantangan yang harus diantisipasi secara serius.
( Petrus – Red )