MEDIAINVESTIGASIMABES.CO.ID | Jakarta – Dewan Pimpinan Pusat Peduli Nusantara Tunggal jakarta berpendapat bahwa, Sumpah Pemuda diucapkan oleh pemuda pemudi Indonesia pada 28 Oktober tahun 1928, dengan mencurahkan segenap jiwa dan raga demi tercapainya cita-cita berdirinya negara Republik Indonesia.
Di tahun 2024 ini, Sumpah Pemuda menjadi pendorong semangat pemuda untuk meneruskan cita-cita tersebut.
Bagaimana memaknai Sumpah Pemuda di era globalisasi seperti saat ini.
Pemuda dan pemudi Indonesia tertatih-tatih dan berkorban darah hingga nyawa untuk memperjuangkan Kemerdekaan dari belenggu penjajah.
Pengorbanan tersebut memberikan pengaruh besar bagi putra-putri Indonesia saat ini untuk melanjutkan perjuangannya demi menjadikan Indonesia negara yang bermartabat di mata dunia.
Makna sumpah pemuda dalam momentum itu dianggap sebagai semangat menegaskan cita-cita berdirinya negara Republik Indonesia, yakni berpegang pada ikrar bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu bahasa Indonesia.
Tahun 2024 ini, setelah 96 tahun berlalu, Sumpah Pemuda tentu masih memiliki makna positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mulai dari nilai patriotisme, gotong-royong, persatuan dan kesatuan, cinta damai, serta tanggung jawab.
Peringatan hari Sumpah Pemuda sebenarnya memiliki makna yang sangat luas.
Apabila Sumpah Pemuda ini dilakukan pada era digital, makna ketiga sumpah ini masih sangat relevan untuk diterapkan.
Era Globalisasi.
Globalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan proses masuknya ke ruang lingkup dunia.
Menurut Anthony Giddens (sosiolog) globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial secara mendunia sehingga menghubungkan antara peristiwa di satu lokasi dengan lokasi lainnya.
Aspek kehidupan bermasyarakat dengan pengaruh globalisasi akan berubah sedimikian rupa sehingga pola pikir dan budaya di masyarakat akan ikut juga berubah.
Perkembangan yang kita rasakan sekarang ini meliputi cepatnya arus informasi melalaui media sosial, lebih dekatnya jarak antar lokasi dengan berkembangnya teknologi komunikasi.
Ditengahnya perkembangan zaman dan era globalisasi serta teknologi yang dinamis dan penuh persaingan ini, semangat Sumpah Pemuda harus tetap dijaga.
Beberapa pemaknaan dalam peringatan sumpah pemuda dapat kita terapkan melalui digital culture yang tak lepas dari kehidupan generasi muda masa kini.Bagaimana cara memaknai Sumpah Pemuda di era globalisasi.
Inovasi dalam Digital Culture.
1. Pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini sangat membantu pemuda dalam mendapatkan kesempatan yang lebih mudah untuk berkontribusi terhadap negara. Di era globalisasi dan digitalisasi ini nilai persatuan dan kesatuan dan saling bahu membahu, gotong-royong untuk membantu sesama dengan berbagai inovasi teknologi yang terbarukan.
Seiring berkembangnya teknologi, tidak dapat dipungkiri makna Sumpah Pemuda ini dapat membawa semangat perubahan ke arah yang lebih baik yakni semangat transformasi. Generasi muda bisa memulai perjuangan dengan menggunakan teknologi untuk belajar dan berkarya sejak dini, hingga menciptakan terobosan baru yang dapat meningkatkan kualitas hidup pribadi serta memberikan nilai kebaikan bagi lingkungan sekitar.
Bijak Mengelola Informasi dan Memerangi Hoax.
2. Era digitalisasi, kebutuhan informasi sudah tersedia secara online seiring teknologi internet yang berkembang.
Namun sayang, maraknya berita bohong atau hoax menjadi duri bagi masyarakat.
Banyaknya konten hoax kini banyak dijumpai diberbagai media sosial yang cukup meresahkan.
Di sinilah peran generasi muda menjadi sangat penting karena mereka harus mampu berpikir kritis terhadap semua konten yang ada di media digital. Tak cukup sekadar berpikir kritis bagi diri sendiri, tapi generasi muda juga harus menularkan semangat berpikir kritis kepada lingkungan sekitarnya.
Sebagai generasi muda di era digitalisasi, para pemuda juga turut bertanggung jawab dalam peningkatan kesadaran masyarakat mengenai manfaat kebebasan berinformasi serta media jejaring sosial secara sehat dan bijak.
Sudah saatnya pemuda sebagai generasi millenial memanfaatkannya dengan lebih bijak sebagai sarana komunikasi, sumber informasi, peluang usaha, hingga membangun relasi dan komunitas untuk ke arah yang lebih baik.
Mempertahankan Kearifan Lokal.
3. Para pemuda harus menyadari, Bangsa Indonesia yang beraneka ragam suku, agama, ras dan bahasa merupakan suatu kekayaan yang sangat luar biasa.
Budaya lokal menjadi senjata ampuh untuk menangkal pengaruh globalisasi yang mempermudah masuknya budaya asing.
Budaya asing yang lebih individual dan hedonis bukan merupakan jati diri Bangsa Indonesia. (Arthur Noija)