MEDIAINVESTIGASIMABES.CO.ID | Nunukan – 13 Februari 2025 — Sebanyak 225 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dideportasi dari Sandakan dan Tawau, Malaysia, tiba di Pelabuhan Tunon Taka, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Pemulangan ini dikawal oleh Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Yonarmed 11 Kostrad untuk memastikan proses berjalan lancar dan aman.
![](https://mediainvestigasimabes.co.id/wp-content/uploads/2025/02/1000135454-700x400.jpg)
Proses deportasi dilakukan menggunakan dua kapal motor (KM), yakni KM Francis Express dan KM Labuan Express. Dari total PMI yang dipulangkan, tercatat sebanyak 194 pria, 30 wanita, serta 1 anak laki-laki.
Setibanya di Pelabuhan Tunon Taka, para PMI diberikan arahan oleh petugas Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) dan mendapatkan ID Card Deportasi. Tahapan selanjutnya mencakup pemeriksaan dokumen dan stempel paspor, serta pemeriksaan barang bawaan oleh petugas Bea dan Cukai melalui alat X-Ray guna mencegah masuknya barang-barang terlarang.
![](https://mediainvestigasimabes.co.id/wp-content/uploads/2025/02/1000135458-700x400.jpg)
Setelah seluruh proses pendataan selesai, para PMI dibawa ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang telah disiapkan sebagai tempat tinggal sementara. Di sana, mereka akan menunggu pemberangkatan ke kampung halaman masing-masing menggunakan kapal laut.
Komandan Satgas Pamtas Yonarmed 11 Kostrad, Letkol Arm Gde Adhy Surya Mahendra, menyampaikan bahwa pengawalan ini merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawab pihaknya dalam menjaga keamanan serta memberikan dukungan kepada instansi terkait dalam menangani PMI Deportasi.
“Kami akan terus mendukung dalam setiap proses deportasi untuk memastikan seluruh proses berlangsung sesuai dengan prosedur dan menjaga keamanan di perbatasan” ujar Dansatgas.
![](https://mediainvestigasimabes.co.id/wp-content/uploads/2025/02/1000135462-700x400.jpg)
Proses deportasi ini berjalan kondusif, dengan kolaborasi yang baik antara Satgas Pamtas Yonarmed 11 Kostrad dengan instansi terkait. Hal ini mencerminkan sinergi yang solid dalam menangani masalah pekerja migran di wilayah perbatasan. (Armed 11)